Hey kamu!
Tolong jangan datang kembali ke dalam kehidupanku.
Jika kamu hanya
ingin singgah dan pergi lagi untuk kesekian kalinya...
Kita memang pernah bersama, meski tanpa ikatan. Kita memang
pernah bersatu, meski tanpa pengakuan.
Kita pernah menjadi bait dalam setiap tulisan yang
kurangkai di kala rindu mendera. Kita pernah menjadi karya disetiap rangkaian
kata yang kususun di kala tangis menyapa.
Kamu adalah angan yang selalu hadir disetiap kubuka mata
dari lelap. Kamu adalah kamu yang dulu aku cinta, mungkin hingga sekarang. Mungkin.
Kamu adalah raga yang menyeret naluriku untuk bertahan
dalam perih. Kamu adalah jiwa di setiap tetes air mata yang menodai lekuk
senyum indahku.
Kau pernah pergi dari hidupku, meski pada waktunya kau
kembali menunjukkan rupamu di hadapanku.
Kau pernah enyah dari fikiranku, meski ada saatnya sosok
tak tahu malumu kembali mengindahkan duniaku.
Aku selalu berdoa, selalu meminta, agar kamu tidak lagi
hadir di kala aku terjaga pada malam hari. Aku selalu meminta, tanganku
menengadah, agar kamu tidak lagi menghadirkan senyum di saat aku sendiri dalam
lamunanku.
Aku benci, benci pada diriku sendiri yang entah dengan
alasan apa aku memilih untuk menunggu. Menunggu cinta yang tidak akan pernah
aku raih. Menunggu kasih yang tidak akan pernah kudapati.
Aku merasa bodoh, bodoh ketika entah dengan bisikan apa
hati kecilku tetap berucap “Aku Mencintaimu”. Mencintai cinta yang takakan
pernah aku rasakan. Mencintai hati yang takkan pernah bisa menyambutku.
Takpernah ada sesal yang menghantuiku, takpernah ada sesal
karena mencintai tanpa balas darimu. Takpernah ada rasa yang mengajakku untuk
menyesali pertemuan dan perkenalan itu.
Hatiku sudah kokoh! Tetap kuat meski seringkali kaucoba runtuhkan
dengan dustamu. Tetap tegak meski taksekali kaucoba hancurkan dengan bualanmu.
Dan kini...
Kenapa bayangmu kembali ke dalam mimpi dan anganku setelah
sekian lama kamu menghilang dari peradabanmu, setelah sekian lama kamu tak ada
di otak dan fikiranku.
Kenapa kini rindu dan tangisku tertuju padamu lagi setelah
lamanya kamu tak bertengger di batang jiwaku.
Silahkan kamu menetap di dalam hatiku, asalkan kau tak
meninggalkanku bersama bayangmu lagi.
Tapi, aku mohon.
Jangan pernah kamu kembali jika hanya untuk singgah
sejenak.
Hidupku taksemudah kisah cintamu bersama mereka. Hatiku
taksetegar karang di tepi laut sana.
Pergilah kamu,
kasih. Aku bosan! Aku lelah!